Minggu, 15 Februari 2009

my city "Trenggalek"

mungkin tak banyak orang yang mengenal kota kripik ini.terutama mereka yang berasal dari luar daerah.
berikut saya bagi2 info tentangnya

Sejarah Kabupaten Trenggalek
Berdasar pada Kitab Babon Sejarah Trenggalek, Kabupaten trenggalek telah dihuni manusia sejak ribuan tahun yang lalu, yaitu pada jaman pra-sejarah. Hal itu dapat dibuktikan dengan telah ditemukannya artefak-artefak jaman batu besar seperti: Menhir, Mortar, Batu Saji, Batu Dakon, Palinggih Batu, Lumpang Batu dan lain-lain. Benda-benda tersebut tersebar di daerah-daerah yang terpisah yang dimungkinkan di daerah tersebut adalah jalur perjalanan manusia Pemula. Berdasar data tersebut disimpulkan bahwa, perjalanan manusia Pemula berasal dari Pacitan menuju ke Wajak Tulungagung dengan melalui jalur:
a. Dari Pacitan menuju Wajak melalui Panggul, Dongko, Pule, Karangan dan menyusuri sungai Ngasinan menuju Wajak Tulungagung.
b. Dari Pacitan menuju Wajak melalui Ngerdani, Kampak, Gandusari dan menuju Wajak Tulungagung.
c. Dari Pacitan menuju Wajak dengan menyusuri Pantai Selatan Panggul, Munjungan, Prigi, dan akhirnya menuju ke Wajak Tulungagung
Menurut HR VAN KEERKEREN, Homo Wajakensis (manusia purba wajak) hidup pada masa plestosinatas, sedangkan peninggalan-peninggalan manusia purba Pacitan berkisar antara 8.000 hingga 23.000 tahun yang lalu. Sehingga, disimpulkan bahwa pada jaman itulah Kabupaten Trenggalek dihuni oleh manusia.
Walaupun banyak ditemukan peninggalan manusia purba, untuk menentukan kapan Kabupaten Trenggalek terbentuk belum cukup kuat karena dalam artefak-artefak tersebut tidak ditemukan tulisan. Baru setelah ditemukannya prasasti Kamsyaka atau tahun 929 Masehi, dapat diketahui bahwa Trenggalek pada masa itu sudah memiliki daerah-daerah yang mendapat hak otonomi / swatantra, diantaranya Perdikan Kampak berbatasan dengan Samudra Indonesia di sebelah Selatan yang pada waktu itu wilayahnya meliputi Panggul, Munjungan dan Prigi. Disamping itu, disinggung pula daerah Dawuhan dimana saat ini daerah Dawuhan tersebut juga termasuk wilayah Kabupaten Trenggalek. Pada jaman itu tulisan juga sudah mulai dikenal.
Setelah ditemukannya Prasasti Kamulan yang dibuat oleh Raja Sri Sarweswara Triwikramataranindita Srengga Lancana Dikwijayatunggadewa atau lebih dikenal dengan sebutan Kertajaya (Raja Kediri) yang juga bertuliskan hari, tanggal, bulan, dan tahun pembuatannya, maka Panitia Penggali Sejarah menyimpulkan bahwa hari, tanggal, bulan, dan tahun pada prasasti tersebut adalah Hari Jadi Kabupaten Trenggalek.
Seperti halnya daerah-daerah lain, Kabupaten Trenggalek juga pernah mengalami perubahan wilayah kerja. Beberapa catatan tentang perubahan tersebut adalah sebagai berikut
a. Belanda sampai disaat dihapuskannya pada tahun 1923. Dengan adanya Perjanjian Gianti tahun 1755, Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua, yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Wilayah Kabupaten Trenggalek seperti didalam bentuknya yang sekarang ini, kecuali Panggul dan Munjungan, masuk ke dalam wilayah kekuasaan Bupati Ponorogo yang berada di bawah kekuasaan Kasunanan Surakarta. Sedangkan Panggul dan Munjungan masuk wilayah kekuasaan Bupati Pacitan yang berada di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta.
b. Pada tahun 1812, dengan berkuasanya Inggris di Pulau Jawa (Periode Raffles 1812-1816) Pacitan (termasuk didalamnya Panggul dan Munjungan) berada di bawah kekuasaan Inggris dan pada tahun 1916 dengan berkuasanya lagi Belanda di Pulau Jawa, Pacitan diserahkan oleh Inggris kepada Belanda termasuk juga Panggul dan Munjungan
c. Pada tahun 1830 setelah selesainya perang Diponegoro, wilayah Kabupaten Trenggalek, tidak termasuk Panggul dan Munjungan, yang semula berada dalam wilayah kekuasaan Bupati Ponorogo dan Kasunanan Surakarta masuk di bawah kekuasaan Belanda. Dan, pada jaman itulah Kabupaten Trenggalek termasuk Panggul dan Munjungan memperoleh bentuknya yang nyata sebagai wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten versi Pemerintah Hindia
Alasan atau pertimbangan dihapuskannya Kabupaten Trenggalek dari administrasi Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu secara pasti tidak dapat diketahui. Namun diperkirakan mungkin secara ekonomi Trenggalek tidak menguntungkan bagi kepentingan pemerintah kolonial Belanda .
Wilayahnya dipecah menjadi dua bagian, yakni wilayah kerja Pembantu Bupati di Panggul masuk Kabupaten Pacitan dan selebihnya wilayah Pembantu Bupati Trenggalek, Karangan dan Kampak masuk wilayah Kabupaten Tulungagung sampai dengan pertengahan tahun 1950.
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950, Trenggalek menemukan bentuknya kembali sebagai suatu daerah Kabupaten di dalam Tata Administrasi Pemerintah Republik Indonesia.
Saat yang bersejarah itu tepatnya jatuh pada seorang Pimpinan Pemerintahan (acting Bupati) dan seterusnya berlangsung hingga sekarang. Seorang Bupati pada masa Pemerintahan Hindia Belanda yang terkenal sangat berwibawa dan arif bijaksana adalah MANGOEN NEGORO II yang terkenal dengan sebutan KANJENG JIMAT yang makamnya terletak di Desa Ngulankulon Kecamatan Pogalan. Saat ini Kabupaten Trenggalek dipimpin oleh Bupati Soeharto.

2.2 Geografis Kabupaten Trenggalek

Kabupaten Trenggalek terletak antara 111° 24' dan 112° 11' Bujur Timur dan antara 7° 53' dan 8° 34' Lintang Selatan. sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung, sebelah Selatan Samudra Indonesia dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan dan Ponorogo.Luas Wilayah Kabupaten Trenggalek adalah 1.261,40 km2 yang terdiri dari wilayah daratan dan wilayah laut dan pulau kecil yang tidak berpenghuni. Topografi Kabupaten Trenggalek sebagian besar adalah pegunungan, yaitu terdiri dari 1/3 bagian dataran rendah, 2/3 wilayah pegunungan dengan jenis tanah mediteran, gromosol, andasol, aluvial, dan laterit. Menurut sistem Schmid dan Ferguson, Trenggalek beriklim Tipe C, musim kemarau antara 4 sampai 7 bulan dan curah hujan rata-rata 2.900 mm/tahun. Ketinggian dari permukaan air laut antara 0.00 meter sampai 1.500 meter dengan kemiringan antara 7% sampai 40%.
Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 Kecamatan, 152 desa dan 5 kelurahan.14 kecamatan yaitu:Bendungan, Dongko, Durenan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panggul, Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu dan Watulimo.
Wialayah daratan Kabupaten Trenggalek dibagi menjadi 3 bagian wilayah yaitu:
1. Wilayah Bagian Utara
Wilayah Utara Kabupaten Trenggalek terdiri dari dataran pegunungan yang cukup subur, namun tanah kritisnya juga cukup luas yang terletak di Kecamatan Bendungan.
2. Wilayah Bagian Tengah
Wilayah Bagian Tengah Kabupaten Trenggalek terdiri dari dataran rendah yang subur (pertanian) yang terletak di lembah sungai. Wilayah ini membentang sepanjang Kecamatan Tugu sampai Kecamatan Durenan.
3. Wilayah Bagian Selatan
Wilayah Bagian Selatan Kabupaten Trenggalek terdiri dari pegunungan yang relatif tandus (Batuan Kapur) dengan topografi wilayah bergelombang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Panggul sampai wilayah di sepanjang Pantai Selatan.
Ketinggian wilayah Kabupaten Trenggalek berkisar 0 sampai 1. 250 m diatas permukaan laut. Berdasarkan ketinggian wilayah, Kabupaten Trenggalek terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Wilayah dengan ketinggian dibawah 100 m.
2. Wilayah dengan ketinggian 100 -500 m
3. Wilayah dengan ketinggian diatas 500 m
Berdasarkan kemiringan medan, Kabupaten Trenggalek terbagi menjadi daerah dengan kemiringan 0% – 7% untuk wilayah dataran rendah dan wilayah dengan kemiringan 7% - 40% adalah wilayah pegunungan.
Ditinjau dari kondisi geologi atau struktur tanah terdiri dari Andosol dan Latosol, terletak di wilayah bagian utara kabupaten Trenggalek, Mediteran dan Regosol terletak di wilayah bagian timur kabupaten Trenggalek, Alluvial terletak di wilayah bagian selatan dan Mediteran terletak di wilayah bagian barat kabupaten Trenggalek.
Ditinjau dari sisi Hidrologi, di tengah wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat sungai besar yaitu Sungai Ngasinan. Sungai ini merupakan muara dari sungai Bagong, sungai Prambon, sungai Pinggir, sungai Nglogah, sungai Tawing. Sungai Ngasinan mengalir ke parit Agung dan parit Raya menuju Samudera Indonesia, sedangkan sungai yang langsung mengalir ke Samudera Indonesia adalah Sungai Gedangan, Konang, Tumpak Nongko dan Sungai Ngemplak.
Dari sisi Pola Penggunaan Tanah, Wilayah Kabupaten Trenggalek didominasi penggunaan hutan yaitu seluas + 61.425 ha atau sebesar 48,70%. Penggunaan Tanah untuk tegal seluas + 46.626 ha atau sebesar 36,96%, penggunaan tanah untuk kebun campuran seluas + 3.079 ha atau sebesar 2,44%, penggunaan tanah untuk sawah seluas 11.760 ha atau sebesar 9,32% dan penggunaan tanah untuk lain-lain seluas 3.250 ha atau sebesar 2,58%.
Kabupaten Trenggalek memiliki pantai sepanjang + 96 Km yang tersebar di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Munjungan, Kecamatan Panggul dan Kecamatan Watulimo. Pantai terbesar diantara 3 kecamatan tersebut adalah pantai Prigi yang terletak di Kecamatan Watulimo yaitu memiliki ZEE seluas 35.558 km2 dengan tingkat eksplorasi sekitar 7,54%.