Sebagai Lembaga
pendidikan. Tak diragukan lagi, jutaan sarjana-sarjana muda lahir dikampus.
Melahirkan cendekiawan-cendekiawan luar biasa untuk membangun negeri. Ketika
kita lihat kondisi mayoritas mahasiswa kampus, banyak yang kemudian sudah
melupakan esensi perannya sebagai agent
of change apalagi director of change.
Telah terjadi pergeseran paradigma di kalangan mahasiswa. Paradigma yang
berkembang di mahasiswa mayoritas adalah bagaimana agar mendapat nilai bagus,
cepat keluar dari kampus dan segera dapat kerja. Banyak yang jadi mahasiswa
Kupu-Kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Dapat ijazah dan gelar sarjana. Entah
cara yang digunakan hala-haram, yang penting ijazah ditangan. Entah itu ilmu
yang didapat benar-benar bersarang
nyantol di otak atau masuk
telinga kanan keluar telinga kiri yang penting happy.
Banyak yang melupakan perannya sebagai
pembaharu di masyarakat. Banyak sarjana muda yang apatis dengan kondisi
sekitar. Ini mungkin salah satu imbas perundang undangan NKK/ BKK zaman pak
harto, bisa jadi karena turunnya kesensitifan alias kepekaan pada lingkungan
sekitar, atau efek dari kebobrokan moral bangsa ini. Ya… banyak faktor tentunya.
Pemuda yang diharapkan menjadi pemegang estafet pembangunan tapi tak tahu
perannya.
Riset atau
penelitian yang dilakukan dan dihasilkan oleh mahasiswa Indonesia menunjukkan
masih rendahnya minat para mahasiswa untuk berkarya di bidang penelitian. Keberadaan
lembaga penelitian belum bisa diberdayakan dengan optimal. Padahal, kegiatan
ilmiah telah banyak dilakukan di kalangan mahasiswa demi meningkatkan minat dan
kemampuan dalam melakukan penelitian. Minat para mahasiswa dalam melakukan
penelitian dapat menjadi solusi dan sumbangsih atas permasalahan bangsa
Indonesia. BJika dibiarkan, keadaan ini dikhawatirkan akan menghambat strategi
nasional dalam menjadikan riset sebagai budaya mahasiswa Indonesia untuk
mencapai bangsa yang kompetitif.
Pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh Perguruan tinggi masih dirasa sangat kurang.
Jika kita tengok perpustakaan perguruan tinggi begitu banyak hasil riset yang
sebenarnya merupakan jawaban permasalahan kehidupan di masyarakat dalam bentuk
tugas akhir, skripsi, tesis dan sebangsanya yang tertumpuk begitu saja tanpa
ada kelanjutan aplikasi praktek dan dibagikan ke masyarakat. Memang banyak
program yang dimiliki kampus terkait pengabdian masyarakat, misalnya KKN
(kuliah kerja nyata), KKL (Kuliah kerja lapangan), Sarjana masuk desa dan lain
sebagainya. Namun ketika program telah berakhir, ya sudah. Mahasiswa Pulang.
Pengabdian mahasiswa telah berakhir. Kebanyakan melakukan pengabdian masyarakat
sebatas memenuhi kewajiban menjalankan program kampus tanpa didasari ketulusan dan
keberlanjutan program untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk membawa
Indonesia yang lebih baik.
Secara
praktek, dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih baik, maka perlu didukung
oleh adanya suatu kemampuan dalam mengembangkan potensi domestik dalam negeri yaitu: melalui pengembangan perekonomian yang didukung oleh penguasaan dan
penerapan teknologi, selain itu juga diikuti oleh adanya SDM handal jasmani
ruhani yang ditandai dengan peningkatan produktivitas, kreativitas, dan
kemampuan inovasi sumberdaya manusia, dan prinsip-prinsip good governance, penjaminan ketersediaan kebutuhan dasar dalam
negeri dan penyediaan sarana prasarana juga perlu piperhitungkan tentunya
Inovasi yang
bisa dikembangkan adalah bagaimana mentransfer hasil riset di perguruan tinggi
ke masyarakat dengan program-program implementasi teknologi dalam kerangka community development yang berorientasi khususnya
pada permasalahan fundamental negeri ini pengentasan kemiskinan (pro-poor
technology). Program ini dapat dilaksanakan melalui program-program difusi
dan atau transfer teknologi khususnya untuk usaha kecil dan menengah, serta
penguatan institusi intermediasi.
Pemuda dengan dipelopori para
mahasiswa, harus dapat mengambil peran penting dalam perkembangan iptek di masa
mendatang.
Salah satu program rintisan comdev
mahasiswa yang ada di Indonesia adalah RCDC di bawah naungan MIC MITI
(Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia). RCDC(Research
and Community Development Center) bertujuan untuk memberikan arahan kepada
mahasiswa agar dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat dalam
bentuk aplikasi riset teknologi tepat guna di masyarakat. Pencapaian tujuan
jangka panjang tersebut dilakukan secara bertahap dimulai dari menumbuhkan
kecintaan terhadap riset di kalangan mahasiswa, menumbuhkan kesamaan cara
pandang tentang riset dan aplikasi riset, inovasi riset yang terarah, dan
komunikasi yang intens antara para periset mahasiswa (kluster riset) hingga
pada aplikasi hasil riset di masyarakat.
Merupakan anugerah dan
kesempatan luar biasa menjadi bagian comdev mahasiswa. Begitu banyak inspirasi
yang telah dirasakan penulis ketika bergabung dalam lingkaran orang2 hebat di
RCDC MITI.Allah memberikan kesempatan kepada team RCDC Maya (malang raya) untuk
mengaplikasikan hasil riset yang telah diperoleh di kampus. Kami diberikan
kesempatan untuk sedikit menularkan ilmu di beberapa daerah yakni Kali kuning
(Nglegok, Blitar), Singosari Malang dan Donomulyo (Malang Selatan). Sedikit
gambaran project daerah Kali Kuning, afdeling di perkebunan swasta Candi Sewu.
Daerah yang masuk dalam kompleks penataran dan tidak terlalu jauh dari makam
Bapak Proklamator “Bung Karno” ini seperti terasing dari daerah lain. Daerah
dengan penduduk tidak lebih dari 24 KK pada maret 2012 (tahun 200an lebih dari
60 KK) memiliki permasalahan yang cukup kompleks. Mulai dari aksesibilitas
jalan yang mengenaskan (setapak dan berpasir), tidak adanya saluran listrik
yang masuk, kesulitan sumber air bersih, tingkat pendidikan yang rendah, krisis
aqidah (kefakiran dekat dengan kekafiran) dan lainnya.
Tantangan berat ketika
menjalankan program memang namun Merupakan kebanggaan luar biasa ketika bisa
berbagi untuk sesame dan meringan beban mereka. melihat senyum sumringah dari penduduk ketika
teamRDCD Maya mengaplikasikan biogas untuk daerah kali kuning, antusiasme
adik-adik kecil ketika diajar membaca iqro, semangat masyarakat perkebunan
ketika sosialisasi dan aplikasi peternakan ulat sutera, bagaimana cara beternak
yang baik dan lainnya. Ya hal-hal sepele, ilmu-ilmu ringan yang dianggap
sepele, ibarat kacang goreng di kampus merupakan emas bagi masyarakat pinggiran
yang tidak makan bangku sekolah. Pengetahuan baru yang menyegarkan, untuk
menjawab tantangan zaman.
Hanya berharap langkah kecil melalui comdev ini
bisa menginspirasi mahasiswa-mahasiswa lain untuk menularkan ilmu dan
aplikasinya pada masyarakat. Bangsa ini menunggu pengabdiamnu wahai agent
pembaharu. Penuhi seruan itu, Mari bekerja untuk Indonesia yang lebih baik. Aku
untuk Bangsaku..salam akselerasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar