Assalamu’alaikum wr wb
Apa kabar teman? Sudah seberapa
banyak rencanamu hari ini? Sudah seberapa banyak pulakah yang terlaksana?
Seberapa banyakkah yang akhirnya gagl dilaksanakan?
Wuiihh..banyak ya temen-temen yang
udah abroad…^^^^ keren boo…
Ya, semua pasti bisa jalan-jalan.
Karena ikhtiar yang bertubi-tubi hingga peluh keringat mengalir deras dan doa
yang berkali-kali terucap hingga bibir terkatup lelah. Iya, iya, pasti ikhtiar
dan doa sudah sama-sama dilakukan.
Terus kenapa aku masih belum bisa
menikmati hujan salju?
aq punya cerita menarik tentang
kisah seorang teman. Teman sma-ku dulu yang terkenal dengan tampang premannya.
Selayaknya pemuda preman yang begajulan, dia tampil seadanya dengan kemeja
putih sma yang tidak pernah rapi, nongkrong sore di terminal, godain cewek
sana-sini, dsb. Ya, tahu lah…bukan aneh bin ajaib, si temanku itu berhasil
menduduki jabatan sebagai siswa kalangan atas. Dia beberapa kali memenangkan
olimpiade sekolah. Aku lupa, tapi setidak-tidaknya dia mungkin sudah pernah hingga
tingkat propinsi. Maklum, nyombong-nyombong nih, sma 1 xxx itu sma favorit yang
prestasinya terkenal hingga nanyang university sekalipun. hehehe....1000x
Kembali ke cerita, setiap
orang-orang disekitarnya- temanku preman yang pinter itu- percaya bahwa si
fulan itu memang pinter dari awalnya, emang udah bakat.
Suatu ketika temanku yang bernama
lain (sebut saja fulin) menginap di rumah si fulan. tengah malam, ketika fulin
terbangun karena suatu hal (entahlah), dia mendapati fulan sedang belajar.
Buset..kamu ngapain fulan? Tanya fulin. Jawab fulin, aku lagi baca-baca nih,
iseng aja, abisnya gak bisa tidur. Wow….si fulin nguik-nguik….pikirnya, nih
orang aneh banget, sempet-sempetnya belajar tengah malem gini…oh, pantesan ja
nilainya tetep bisa dapat 100 meskipun kalo sore ngegodain orang di terminal.
Ada makna besar yang aku ambil dari
cerita fulin padaku. bahwa memang benar, tidak pernah ada usaha yang tidak
terbalas. Selama ini, orang-orang di sekitar fulan menganggap bahwa fulan
adalah orang yang jenius luar biasa. Karena gak pernah belajar aja udah pinter.
Sementara, dirinya yang sudah belajar sampai jatuh bangun sekalipun selalu saja
dapat nilai pas-pasan. Kok bisa? Yah gak mungkin bisa. Nyatanya, si fulan tetep
aja belajar. Cuman, gak ada yang tahu itu. Yah, mirip kebaikan yang tak
terlihat. Tuh kan, mau pinter? Belajar dunk.
Kalian tahu? Kecerdasan seorang
yahudi itu sudah dipersiapkan sejak bayi yahudi masih dalam kandungan. Ibunya
senantiasa mengerjakan soal matematika untuk membiasakan bayi dalam kandungannya
menggunakan otaknya. Jadi, kerja otak yahudi sudah dimulai sejak dalam
kandungan. Belum lagi ketika sudah memasuki masa kanak-kanak, seorang anak
yahudi hanya boleh makan sayur dan ikan (tradisi mereka) dan dalam porsi yang
seimbang. So, itu factor pendukung kecerdasan yahudi selain mereka juga senang
belajar.
Kalo bayi jawa? Nguik---nguik- ---
Jadi,,,jadi, ,,jadi gak mungkin
Allah gak adil. Allah menganugerahkan kepada kita kesamaan kecerdasan, tetapi
pada akhirnya yang membedakan kita semua adalah usaha yang kita lakukan dengan
penuh komitmen.
Aku,kamu, dan mereka yang sedang
mempersiapkan kepergian ke luar negeri, sama-sama selalu belajar giat. Tapi
benarkah sama? Yakin?
Siapa tahu waktu belajar sama (2 jam
misalnya) tapi ada yang 1 jam ngelamun, ada yang 1 menit ngelamun, dan
sebagainya. Itupun ketika kita membaca materi, ada yang membaca dengan penuh
kesabaran, ada yang membaca dengan ikhlas, ada yang membaca karena sangat ingin
tahu, ada juga yang membaca karena kepepet, ada yang membaca karena beban harus
dapat nilai A, dan sebagainya.
Begitu pun dalam doa, ada yang ingin
meraih sesuatu karena ingin memberikan yang terbaik untuk orang lain, ada juga
yang ingin meraih sesuatu karena ingin menunjukkan eksistensi di depan public
dan sebagainya. Wallahualam
Intinya, apapun yang kita kerjakan
antara seorang yang satu dengan lainnya pasti berbeda. Bila kita gagal
memperoleh sesuatu, bukan karena takdir menghendaki demikian, tapi pasti ada
yang salah pada apa yang kita kerjakan.
aq tidak tahu pasti, tapi setidaknya
niat itu motivasi tidak tertandingi.
Untuk berkarya, masih terlintang
banyak jalan. Nyerah sekarang, rugi di masa depan. Berusaha sekarang, untung di
masa depan. Makin banyak belajar, makin tahu apa-apa yang termasuk komponen
negative dan positif. Sikap kebijaksanaan akan mengutamakan komponen-komponen
positif tersebut sehingga diperoleh sutau karya luar biasa. Yakin deh.
Pphuff…pengalaman berkarya bersama
beberapa orang membuat koleksi pengetahuanku semakin bertambah.
Kasus 1.
Sebuah tim terdiri dari beberapa
orang yang sangat bersemangat. Pengen pergi ke jepang, misalnya. Akhirnya
diputuskan untuk ikut kontes perlombaan ilmiah, misalnya. Dipilih tema dan
berjalanlah kegiatan tulis menulis.
Pada akhirnya, ada yang banyak
alasan sehingga tidak sempat memberi kontribusi banyak dalam penulisan,
terlupakan begitu saja. Alih-alih yang paling parah, ketika diskusi kelompok,
ketiga orang ini malah sedang mengerjakan pekerjaan pribadi masing-masing dan
berusaha saling memberikan kesempatan teman lainnya untuk menulis pendahuluan,
tinpus, dst.
Anehnya, setiap kali 3 orang itu
bertemu, seolah-olah semangat selalu ada. Namun, mungkin sepertinya saling
mengandalkan. Alhasil, gagallah pergi ke jepang.
Aku tahu teman, kenapa hal itu terjadi.
Karena orientasi…!!!!
Orientasi mereka ingin pergi ke
jepang, just it, no more. Jadi, sewaktu mengerjakan paper saling mengandalkan
orang lain, husnudzon pada teman untuk mengerjakan paper. Karena kita sedang
merasa sibuk oleh kegiatan organisasi dan akademik. Sumpe lo???Cuma kamu yang
sibuk???
Nah, itu loh perasaan selalu paling
sibuk sehingga menghambatnya untuk berkarya. Padahal, kita tahu bahwa kejahatan
yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan sekalipun. Andai setiap orang
merasa saling memiliki dan saling ingin berbagi, insya Allah akan menjadi
keberkahan yang luar biasa.
Kasus 2.
Aku pernah satu tim sama temen-temen
yang aku rasa mereka tidak punya harapan lain ikut kompetisi selain ingin
coba-coba. Coba-coba menerapkan ilmu yang diperoleh. Kalau menang, ya syukur
Alhamdulillah, kalau kalah, merasa senang karena telah berusaha mencoba.
Aku pernah merasakan energy ikhlas
yang dahsyat itu. Aku pernah merasakannya hingga piala tinggi berada di tangan
kami.
Pada kasus 1 dan kasus 2 jelas terdapat
perbedaan. Kasus pertama adalah kelompok yang sssuuuaanngat ingin memperoleh
kemenangan. Sementara kasus 2 adalah kelompok yang mengutamakan keihklasan.
Seperti orang yang sangat ingin
punya uang banyak untuk berlibur ke Amerika dan orang yang ingin punya banyak
uang untuk bisa berzakat lebih banyak. Mereka sama-sama menjadi pengajar. Tapi
niat yang membedakan mereka. Memang tak mustahil dengan mengajar akan pergi ke
Amerika. Tapi jadinya tidak focus mengajar. Dia akan cenderung pilih-pilih job
yang menguntungkan. Capek lah.
Sementara yang ikhlas, belum apa-apa
saja sudah merasa tenang. Ngajar jadi bisa lebih focus. Akhirnya mungkin karena
suatu kondisi, akhirnya dia bisa pergi ke amerika. Kelihatan menghayal ya???may
be. Tapi aku selalu percaya kekuatan keikhlasan.
Ah, teman-teman aku bosan mendengar
keluhan tentang kekalahan. Ayo dunk diiringi dengan perbaikan semangat dan
KOMITMEN…..KOMITMEN. katakana dulu di awal untuk hal-hal yang tidak mungkin
disanggupi daripada memaksakan diri. Tapi tidak pernah memaksakan diri itu
adalah sifat manja. Biasanya kisah hidup anak manja berakhir tragis bukan?
Karena kalau di cerpen-cerpennya bobo, Cuma anak mandiri yang bisa nikah ma
pangeran.
Begitulah.
Wassalamu’alaikum wr wb
## surat ini saya terima dari kaka
kelas beberapa tahun yang lalu
## thanks buat kakak yang sudah
memberikan nasihat berharganya
Buat temen2 yang mau berprestasi...
biar prestasinya kecatet ama malaikat sebagai amalan sholih, nih ada triknya:
1. Ikhlasunniyat harus mengiringi
kita mulai dari awal berkarya hingga kesudahannya...
2. Kejar apa yang sudah diazamkan
dengan "jiddiyatul 'amal"...
3. Iringi dengan doa dan tawakal...
Masalah hasil mah urusan Allah SWT..
Allah akan memberikan apa2 yang
terbaik untuk kita, bukan apa2 yang kita inginkan..
Yakinlah kalo "semua kan
indah pada waktunya"..
Nah... Agar waktu indah itu semakin
mendekati kita, "planning" harus ttp kita kedepankan..
AYO..AYO.. DITUNGGU PRESTASI
TERBAIKNYA...
PRESTASI MELIMPAH... PAHALA
MELIMPAH.. INSYA ALLAH...
_dikutip dari seorang teman_yang selalu menjadi inspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar