Hidup dikota Malang 4 tahun lebih
sudah berlalu. Beban kuliah akademikku sebenarnya sudah habis (bahkan sudah 150
sks, dan sekarang tinggal nunggu wisuda).bisa dibilang semester terakhir aku
cuman bayar doang dan gak ngapa2in terkait aktivitas akademik kampus. Jadi,
saat ini waktuku banyak dihabiskan untuk beraktivitas di dunia organisasi dan
juga mencari sampiranpengganjal perut, pulsa dan bensin untuk bertahan di kota
Malang (kasian ortu jika harus nyuplai terus, Alhamdulillah sejak semester 5
udah jarang minta sangu.
Semester terakhir q habiskan
mencari rezeki dan belajar indahnya kehidupan. jalan2, traveling bersama hunter
wargame (ke bromo, coban rondo,pacet Mojokerto,dll), di kontrakan RJ, Balai RW
klaseman, secretariat alif, koridor masjid Al Hikmah UM bersama KISS dan KFC,
ruang jurnal di sudut bawah perpustakaan atau toko buku wilis, toga mas dan
dian ilmu. Dan tentu saja tidak
ketinggalan delapan gelas café yang telah bertransformasi menjadi kedai mie
sehat, mengajariku betapa berharganya uang dan betapa terjalnya menjemput
rezeki. Sesekali, aku juga berolahraga dan atau travelling ke
tempat-tempat baru di Pulau Jawa ini.
Di dalam dunia kemahasiswaaan,
aku tidak hanya berdiam di kampus saja. Sesekali aku harus meninggalkan kampus
untuk pergi ke Jakarta, Bandung, Surabaya, Jember,dan beberapa kota lainnya
untuk membawa sebuah misi-misi tertentu yang unik dan tentu saja sangat
menantang. Cerita menarik ketika ke Jakarta, 2 kali membawa sejarah sendiri2
yang luar biasa. Ketemu keluarga kunang-kunang seluruh Indonesia di Cibubur dan
juga mendapat inspirasi di booth camp
di Alam Sutera (sempat mampir juga di sarang Cobra, pusatnya ABRI di
Jakarta.WOW…). Bandung menjadi saksi, ketika pertama kali naik pesawat.
Pengalaman di gambleng mengelilingi stadion ITB yang begitu luas luar biasa, tenda
di dinginnya lembang bersama UNYIL dan dora the explorer (julukan buat para
nominator IYIL/Indonesian Young Islamic Leader di serangkaian acara IMSS
FSLDKN). Surabaya-Asrama Haji Sukolilo menjadi saksi pertama kali aku keluar
kampus, saat masih unyu2 mewakili UM di agenda BKM(BAdan Khusus Muslimah)
KAMWIL Jatim. Jember menjadi saksi pertemuan ku dengan presiden MITI
Mahasiswa……dan segudang cerita lain…Oh indahnya……
Lain lagi suasana di koridor
masjid. Bagiku, koridor masjid merupakan tempat yang paling apik untuk membaca
mushaf Al Qur’an, membaca buku, mencuri-curi suara ceramah didalam masjid, dan
istirahat sejenak ketika peluh penat memuncak. Lorong masjid yang adem. Walau
memang sesekali dilirik mahasiswa-mahasiswa baru yang memandang dengan Tanya. Pun
juga dengan sudut ruang baca favoritku, ruang jurnal pojok perpustakaan pusat
UM. Melihat, meraba, dan membaca buku genre kesukaanku (lingkungan, jurnal
ilmiah, majalah national geography, manajemen, pengembangan diri, dan
politik) merupakan sebuah hal yang sangat mengasyikan, dan bahkan kadangkala
aku sendiri tidak sadar bahwa satu hariku habis untuk membolak balik buku
bergambar alam dan lingkungan. Ada kalanya ku menuju ke lantai tiga. Tempat
yang asyik untuk diskusi karena dijamin sepi. Politik kampus, manuver gerakan
mahasiswa, hasil seminar, dari diskusi yang buerat sampe yang ringan tidak ada
beda. Diskusi dengan kawan-kawan yang RUARR BIASA
Dilain sisi, sebenarnya ada
sebuah tantangan tersendiri ketika aku harus beraktivitas di dunia
kemahasiswaan. Disana aku berkenalan dengan pertentangan dialektika, filosofis,
ideologis, dan bahkan sampai menyentuh hal taktis yang jauh lebih rumit dari
pengalaman yang pernah aku geluti sebelumnya. Semua hal tadi terkadang membuat
kepala menjadi panas dan capek urat saraf. Diskusi dan perdepatan yang
ujung2nya kadang menyulut emosi, gebrakan meja atau nada tinggi diatas
kendali..pfuhhhhhhhh…..Untunglah, di kampus masih ada lingkungan bersahabat
yang mampu membantu meredam emosi. pergi ke masjid, dingiinnya air wudhu merupakan
solusi yang paling jitu untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan duniawi,
termasuk dunia kemahasiswaan. Tidak ada yang lebih menyejukan selain koridor
masjid. Suasananya selalu tenang dan dipenuhi oleh orang-orang yang raut
wajahnya bercahaya. Semoga masjid tidak disalahgunakan untuk hal2 yang kurang
bermanfaat. Karena masjid adalah rumah Allah dan masjid Al-Hikmah UM adalah
milik UM bukan milik golongan so sudah selayaknya jika kita musti
mengoptimalkan penggunaannya.
Hingga detik aku menuliskan
tulisan ini, tiga puluh kawan seoffering q, Offering B Geografi telah menjadi
sarjana pendidikan di bulan September-Oktober lalu. Ada rasa iri ketika
ikut merasakan kegirangan mereka, saat melihat mereka selesai
melaksanakan seminar, saat menonton aksi presentasi sidang skripsi mereka, dan
tentunya aku juga sangat iri melihat kesibukan mereka mempersiapkan kedatangan
sanak saudara untuk mengikuti prosesi wisuda mereka yang telah berlangsung begitu
hebohnya. Namun, kadang aku juga merasa bersyukur bahwa aku masih diberikan
kesempatan untuk menempa di kampusku beberapa waktu lagi untuk mempersiapkan
diriku lebih matang, disaat kawan-kawanku mulai kebingungan mencari pekerjaan,
mempersiapkan dunia pasca kampusnya, dan tidak jarang juga sebagian dari mereka
membanting setir menjadi seorang wirausahawan dan wirausahawati muda. Semoga
kesuksesan selalu menyertaimu kawan.
Hingga detik ini pula, aku
telah menyaksikan beberapa kawanku yang telah menginjakkan kaki ke pulau
Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan berbagai pelosok penjuru negeri untuk
menunaikan amanah mereka masing-masing. Ada yang memang mendapatkan beasiswa,
ada yang memang mengikuti program mengajar daerah pinggiran serta ada pula yang
sekedar jalan-jalan dan cuci mata. Untuk hal ini, sebenarnya aku lumayan iri,
mereka bisa jalan2 kemana sedangkan aku masih disini. Tapi ya sudahlah
sementara aku akan mengoptimalkan lahan penebar kebaikan dikampus ini. Jika
sudah tiba waktunya aku akan terbang keliling Indonesia..he..he….
Dan yang membuatku paling iri
adalah kepada kawan-kawanku yang telah menjadi pengusaha, kuliah pasca
dengan biaya sendiri, kepada mereka yang telah mendirikan dan membangun
perusahaan miliknya sendiri sehingga ia bertekad hidup independen tanpa hidup
menjadi bawahan (walau kadang paradigma ini tidak aku setujui…),
dan kepada mereka yang telah memberikan kontribusi lebihnya untuk manusia
disekitarnya, dengan menjadi kolumnis, penulis buku, menjadi pembicara di berbagai
tempat, menjadi akademisi yang mengerjakan sebuah penelitian besar, menjadi
inovator benda-benda baru yang berguna bagi kehidupan masyarakat, menjadi
aktivis yang memperjuangkan idealismenya, dan kepada mereka yang tidak
menyia-nyiakan masa mudanya untuk hal yang tidak berguna. Ku berikan ucapan
selamat yang luar biasa buat kalian. Kita ketemu di tangga kesuksesan….
Ternyata 4 tahun lebih sudah,
tidak terasa sama sekali. Rasanya aku masih ingat waktu tak terlupakan itu,
ketika aku menyematkan pertama kali jas almamater UM bersama ribuan mahasiswa baru
lainnya, ketika menyuarakan ‘salam vulcano’ untuk pertama kalinya, ketika
mengenal apa arti ‘suka’ pada seseorang, ketika mengenal kawan-kawan KMM,
KAMMI, ORBIT, KSR, HMJ Vulcano, PENSTUIL, ORBIT, RCDC Penataran, keluarga besar
MITI-Mahasiswa temen2 perindu surga di tarbiyah yang memiliki keunikan
tersendiri yang melengkapi hidupku sebagai seorang mahasiswa. Kini, aku tinggal
menunggu waktu kampusku usai. Pasti akan kugunakan sisa waktu ini untuk melakukan
hal terbaik yang bisa kulakukan. Sembari demikian, aku juga tidak ingin
ketinggalan untuk mempersiapkan waktu baruku di dunia pasca kampus yang baru
dan penuh dengan hal-hal baru. di detik2 terakhir keberadaan di kampus ini aku
ingin memberikan yang terbaik. Perbaikan kampus ku menuju UM
madani…Bismillah…………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar