kecamatan
Karangan
Kabupaten
Trenggalek secara geografis berada pada 1110 24’-112011’
Bujur Timur dan 7053’-8034’ Lintang Selatan. Sedangkan
batas-batas administrasi kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo dan Tulungagung
Sebelah Selatan : Samudra Hindia
Sebelah Barat : Kabupaten Ponorogo dan Pacitan
Sebelah Timur : Kabupaten Tulungagung
Luas wilayah
Trenggalek 126.140 Ha terbagi atas 14 kecamatan dan 157 desa. Kecamatan
Munjungan merupakan kecamatan yang luas wilayahnya paling besar 15.480 ha dan
kecamatan Pogalan merupakan merupakan kecamatan dengan luas wilayah paling
kecil 4180 ha, kepadatan penduduk terbesar 1117 orang / km2.
Wilayah
kabupaten Trenggalek dilewati jaringan jalan arteri primer jurusan Surabaya-Trenggalek.
Hal ini menunjukkan bahwa aksesibilitas kabupaten Trenggalek terhadap kota-kota
lain cukup besar karena jaraknya yang relative dekat dan ditunjang dengan
adanya jaringan jalan arteri primer. Secara administrative , kecamatan Karangan
memiliki batas sebagai berikut :
Utara :
Kecamatan Tugu.
Timur :
Kecamatan Trenggalek
Selatan :
Kecamatan Gandusari
Barat : Kecamatan Suruh
Kecamatan
Karangan yang memiliki luas wilayah
43.24 km2 terdiri atas 13 desa yakni desa Sukowetan, Jatiprahu,
Sumberingin, Kedungsigit, Jati, Kayen,
Karangan, Kerjo, Salamrejo, Buluagung, Sumber dan Ngentrong. Untuk lebih
jelasnya berikut peta kecamatan
Karangan.
A.
GEOLOGI
Secara
umum wilayah Trenggalek tersusun oleh 9 satuan litologi (batuan) berumur
kuarter. Sebagian besar litologi merupakan hasil aktivitas sedimentasi dan
vulkanik dengan variasi dimensi mulai lempung sampai bom (bongkah). Satuan
batuan terobosan mempunyai pelamparan cukup luas dijumpai dari Dongko sampai
Panggul.
Urutan satuan litologi dari yang paling muda
sampai tertua yang ada di Trenggalek adalah sebagai berikut.
a.
Satuan
Aluvium (Qa) : Satuan ini dijumpai di
bagian selatan Kabupaten Trenggalek, menempati daerah dataran. Pelamparan
relative luas terdapat di kecamatan Panggul dan Munjungan. Berupa endapan
sungai yang terdiri dari lanau pasiran yang tersebar secara dominan di
permukaan, dan di bawahnya berupa pasir, lempung pasir dan lempung pasiran.
b.
Batuan
Gunung Api Wilis (Qpwv) : Lava andesit basal, breksi gunung api dan tuf.
c.
Formasi
Wonosari (Tmwl) : Litologi tersusun oleh batu gamping terumbu, batu gamping
berkempingan, batu gamping pasiran kasar. Batu gamping tufan dan napal. Formasi
ini tersingkap di desa basuki, kecamatan Panggul dan sekitarnya dan membentuk
kenampaan kars.
d.
Formasi
Nampol (Tmn) : Tersusun atas perulangan batu lempung, batu pasir dan tuf yang
bersisipan konglomerat dan breksi. Umur dari satuan ini adalah myosin awal.
e.
Batuan
Terobosan / Tomi (di.da.an) : Litologi untuk di; diorite, da; dasit,
an;andesit. Satuan ini dijumpai di kecamatan besuki pada gunung Tanggul yang nampak
menjulang tinggi yang berupa intrusi dasit.
f.
Formasi Wuni (Tmw) : Tersusun oleh breksi
gunung api, tuf, batu pasir dan batu lanau yang umumnya tufan, bersisipan batu
gamping dan berumur myosin.
g.
Formasi Campurdarat (Tmcl) : Disusun oleh batu
gamping kristalin / hablur yang bersisipan dengan batu lempung berkarbon.
Berumur akhir myosin awal sampai awal miosen tengah.
h.
Formasi Arjosari (Toma): Berupa breksi aneka
bahan, batupasir, batu lanau, batu lempung dan konglomerat, runtuhan endapan
turbidit yang kearah mendatar berangsur berubah menjadi batuan gunung api. Umur
satuan ini adalah Oligosen Akhir- Miosin Awal.
i.
Formasi Mandalika (Tomm) : breksi gunung api, lava dan tuf, sisipan batu
pasir dan batu lanau.
Dilihat
dari struktur geologi, wilayah Trenggalek merupakan kawasan yang terkena
pengaruh tektonika cukup intensif disebabkan oleh gaya endogen dengan orientasi
arah utama Utara-Selatan. Pengaruh gaya endogen tersebut menghasilkan struktur
geologi berupa lipatan (sinklin & antiklin), rekahan batuan (sesar geser,
sesar naik, sesar turun), serta retakan batuan (kekar-kelurusan). Pengaruh dari
gaya endogen tersebut menyebabkan retakan-retakan pada batuan yang cukup
intensif serta terus menerus. Kondisi tersebut berpengaruh pula pada bahan
galian yang terbentuk di wilayah kabupaten Trenggalek. Berikut rincian geologi
yang ada di Trenggalek.
1.
Lipatan
Lipatan
batuan yang dapat dijumpai di wilayah Kabupaten Trenggalek berupa sinklin
bersifat mayor dan mengenai beberapa formasi batuan.
a.
Sinklin
Sukorejo : Dijumpai di bagian Timur-Tenggara dari kota kecamatan Gandusari,
sumbu lipatan berarah Timurlaut- Barat daya mengenal satuan litologi batu
gamping dari formasi campurdarat (Tmcl).
b.
Sinklin
Kundung : Dijumpai di bagian Tenggara dari Gandusari, sumbu lipatan berarah
Timur laut – barat daya mengenai satuan litologi batu gamping dari formasi
Campurdarat (Tmcl). Lipatan ini berlanjut hingga wilayah kec Bandung
Tulungagung.
2.
Rekahan
/ sesar / patahan
Sesar/
rekahan batuan berkembang intensif di wilayah kabupaten Trenggalek berupa sesar
geser mendatar dan sesar naik/ turun. Berikut sesar yang ada di Trenggalek :
a.
Sesar
Kambengan
b.
Sesar
Ngajaran
c.
Sesar
Puger
d.
Sesar
tirisan
e.
Sesar
Kukusan
f.
Sesar
Pawongan
g.
Sesar
Tumpaksigit
h.
Sesar
Bendungan
Sesar
tersebut diikuti oleh retakan pada batuan yang membentuk kekar dan bersifat
intensif.
3.
Retakan
/ kekar
Rekahan batuan / kekar yang terbentuk dicerminkan
oleh adanya kelurusan morfologi baik berupa gawir (tebing) sesar, kelurusan
sungai maupun kelurusan dari perbukitan. Kekar- kekar tersebut dapat terbentuk
sebagai akibat dari kompresi (tekanan) gaya awal pembentuk struktur maupun
akibat gaya release (lepasan) akibat adanya patahan.
Berikut peta
geologi kecamatan Karangan. Dari peta diatas dapat dilihat geologi kecamatan
Karangan tesusun atas aluvium, batuan api miosen tengah, batuan api
oligo-miosen dan sedimen oligo miosen. Kecamatan Karangan didiominasi oleh
geologi alluvium. Sedangkan untuk garis sesar hanya melalui desa Jati sebelah
barat daya.
B.
Geomorfologi
Kabupaten
Trenggalek merupakan wilayah dengan beragam topografi berupa pegunungan dengan
luas mencapai 2/3 bagian, dengan ketinggian antara 0 sampai 1225 meter di atas
permukaan air laut. Daerah pegunungan membentang hampir di seluruh wilayah di
bagian utara hingga selatan, barat hingga timur. Namun demikian terdapat juga
tanah dataran kurang lebih 1/3 daerah kabupaten Trenggalek. Dataran banyak
dijumpai di ibukota kecamatan atau pada pantai.
Daerah
pantai dengan ketinggian antara 2 meter sampai 8 meter diatas permukaan laut.
Daerah ini membentang di bagian selatan meliputi kecamatan Panggul, Munjungan
dan Watulimo. Daerah dataran dapat dijumpai di kecamatan Trenggalek, kecamatan
Pogalan, kecamatan Tugu dan kecamatan Durenan.
Peta
Geomorfologi kecamatan Karangan sebagai berikut :
Dari peta diatas
dapat dilihat, morfologi kecamatan Karangan terdiri dari bukit/ perbukitan,
darah dataran dan gunung / pegunungan. Kecamatan Karangan didominasi oleh
dataran rendah. Sedangkan untuk bukit/perbukitan dan gunung/pegunungan berada
di perbatasan kecamatan sebelah utara, selatan dan bagian barat kecamatan.
C.
Jenis tanah
Berdasarkan peta
Jenis Tanah skala 1: 80.000 yang diterbitkan Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Trenggalek dan analisa citra landsat, jenis tanah yang ada di
Trenggalek adalah Andosol, Latosol, Regosol, Mediteran, Grumosol, Regosol, dan
Alluvial.
a.
Alluvial
:Merupakan tanah hasil endapan setelah adanya proses erosi, transportasi, dan
sedimentasi. Penyebaran tanah alluvial dibagian dataran rendah, tanah ini
biasanya berwarna abu-abu hingga kecoklatan. Sifat tanah alluvial sangat
beragam tergantung sifat bahan asal yang diendapkan. Tanah alluvial banyak
terdapat di bagian tengah dan bagian selatan dari kabupaten Trenggalek.
Meliputi daerah Karangan, Gandusari, Durenan, Pogalan dan Trenggalek.
b.
Regosol
: Tanah berasal dari bahan lepas, yang bukan bahan alluvium, dengan
perkembangan profil lemah atau tanpa perkembangan profil. Rendahnya
perkembangan profil dapat karena erosi ataupun bahan induk yang masih muda.
Tanah regosol berwarna kelabu sampai kelabu kecoklatan dengan tekstur agak
kasar sampai dengan geluh pasiran. Tanah ini berasal batuan vulkanik dan abu
vulkanik. Tanah ini kemungkinan bercampur dengan Mediteran dan Latosol yang
berada pada topografi yang lebih tinggi, kandungan bahan organik tanah ini
relative rendah dengan permeabilitas sedang. Penyebaran tanah regosol ini
menempati bagian timur Trenggalek, sebagian di kecamatan Watulimo, Gandusari
dan Durenan.
c.
Grumosol
: Tanah ini berwarna kelabu gelap sampai coklat kehitaman dengan tekstur
lempung. Grumosol berasal dari bahan induk berkapur dan berlempung sehingga
kedap air, drainase tanah buruk, dan permeabilitas lambat. Seperti grumusol
pada umumnya, sifat tanah ini retak-retak pada musim kemarau dan sangat sulit
diolah karena bertekstur lempung. Solum tanah relative dangkal, antara 30
sampai 60 cm. Tanah Grumusol banyak dijumpai di kecamatan Watulimo, Gandusari,
Durenan.
d.
Mediteran
: Tanah mediteran umumnya berwarna coklat sampai coklat tua, persebarannya
meliputi lereng kaki perbukitan dan pegunungan. Tekstur tanahnya lempung
berpasir dan struktur gempal. Tanah yang sangat lapuk, tekstur berat dan kadang
– kadang lekat, bahan organik rendah, nisbah silica relative tinggi, agak masam
sampai sedikit alkalis, kejenuhan basa sedang sampai tinggi, kadang-kadang
mengandung konkresi kapur dan besi. Bahan induk batu kapur, batu pasir
berkapur, atau bahan vulkanik, pada umumnya berada pada ketinggian antara 400
m, iklim tropika basah dengan bulan kering nyata, curah hujan antara 800 mm –
2500 mm. Tanah mediteran banyak dijumpai di Kecamatan Panggul, Munjungan, Pule,
Tugu dan Suruh.
e.
Litosol
: Tanah ini berwarna merah kecokletan. Tanah dengan pelapukan lanjut, sangat
tercuci batas-batas horizon baur, kandungan mineral primer dan unsur hara
rendah, pH rendah 4,5 - 5,5 kandungan bahan organik rendah, konsistensi tanah
remah, stabilitas agregat tinggi, terjadi akumulasi seskuioksida akibat pencucian
silica. Tanah ini persebarannya di daerah iklim tropika basah dengan curah
hujan antara 2500 mm – 7000 mm. Tanah litosol banyak dijumpai di kecamatan
Bendungan, Tugu.
f.
Andosol
: Tanah berwarna hitam atau coklat tua, remah, kandungan bahan organik tinggi, licin
bila dipilin. Tanah dibawahnya berwarna coklat sampai coklat kuningan, tekstur
sedang, porous, pemadasan lemah dan sedikit akumulasi liat sering ditemukan
pada bahan vulkanik yang tidak padu. Tanah andosol banyak dijumpai di kecamatan
Bendungan, Tugu, Trenggalek.
Peta
jenis tanah di kecamatan Karangan sebagai berikut :
Dari peta diatas
dapat diketahui jenis tanah yang ada di kecamatan Karangan adalah tanah litosol
dan alluvial coklat kekelabuan. Karangan didominasi oleh tanah alluvial coklat
kekelabuan. Untuk litosol tersebar di utara Ngentrong, tenggara Jatiprahu,
tenggara Sukowetan, Kedungsigit, Kayen dan selatan Jati. Tanah alluvial coklat
kekelabuan tersebar di Buluagung, Salamrejo, Karangan, Jati, Kerjo, sebagian
Ngentrong dan Sumberingin.
D.
Penggunaan lahan
Penggunaan lahan
di kecamatan Karangan dan Kecamatan Suruh mayoritas adalah sebagai lahan
produksi pertanian (sawah dan tegalan), perumahan, kawasan hutan, daerah
penambangan dan lainnya secara lebih spesifik penggunaan lahan di masing
kecamatan dijelaskan dalam tabel di bawah.
Penggunaan lahan
di kecamatan Karangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Penggunaan Lahan (Ha) di kecamatan Karangan
No.
|
Penggunaan
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
1
|
Tanah
Sawah
|
1.400,00
|
1.401,00
|
1.401,00
|
1.401,00
|
- Irigasi Teknis
|
1.028,56
|
1.028,56
|
1.028,56
|
1.028,56
|
|
- Irigasi 1/2Teknis
|
118,90
|
118,90
|
118,90
|
118,90
|
|
- Irigasi Sederhana
|
125,52
|
126,52
|
126,52
|
126,52
|
|
- Irigasi Desa / Non PU
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
-Tadah Hujan
|
127,02
|
127,02
|
127,02
|
127,02
|
2
|
Lahan Kering
|
2.600,30
|
2.600,30
|
2.600,30
|
2.600,30
|
- Pekarangan
|
905,29
|
905,29
|
905,29
|
905,29
|
|
- Tegal/ Kebun
|
1.695,01
|
1.695,01
|
1.695,01
|
1.695,01
|
|
- Hutan Rakyat
- Hutan Negara
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
3
|
Lahan Lainnya
|
154,74
|
154,74
|
153,74
|
154,74
|
- Tambak
- Perkebunan
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
|
- Lainnya
|
154,74
|
154,74
|
153,74
|
154,74
|
|
Jumlah
|
4.155,04
|
4.156,04
|
4.155,04
|
4.156,0
|
Sumber : Mantri Tani Kec.Karangan
Dari tabel diatas diketahui bahwa
penggunaan lahan di kecamatan Karangan mayoritas adalah tanah sawah irigasi
teknis dan sawah tadah hujan. Luas lahan selama 4 tahun (antara tahun
2007-2010) tidak mengalami perubahan. Lahan lainnya dalam tabel ini dimaksudkan
sebagai pemukiman, bangunan fasilitas umum, lapangan, lahan penambangan dan
lainnya. Berikut peta penggunaan lahan kec. Karangan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar