Kita adalah orang manja dan pemarah saat ditimpah musibah.
Bahkan, selalu menilai bahwa nestapa yang kita terima adalah penderitaan yang
begituh berat dan tak pernah dirasakan oleh siapapun. Itulah sebabnya kenapa
kita begitu mudah mengeluh, marah, bahkan mengumpat.
Teman,
tentu sikap itu tidak tepat. Seharusnya, musibah tidak boleh membuat kita
kehilangan hati kita. Tuhan harus selalu ada di hati kita, walau dalam keadaan
yang paling berat sekalipun. Sebab, Tuhan itu tidah tidur. Ia tahu betul
kegelisahan dan jeritan hati kita.
Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat karena seseorang akan
melemparkan batu untuk menarik perhatianmu.”
Teman, sama halnya
kendaraan, hidup kita akan selalu berputar dan dipicu untuk berjalan. Di setiap
sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun,
adakah kita memacu hidup kita dengan cepat sehingga tak pernah ada masa buat
kita untuk menyelaraskannya, untuk melintas sekitar? Tuhan akan selalu berbisik
dalam jiwa dan berkata lewat kalbu kita.
Kadang kita memang
tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiap ujaran-Nya.
Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, mamacu hidup dengan
penuh nafsu hingga terlpa pada banyak hal yang melintas. Karena itu, Teman,
harus ada yang “melemparkan batu” agar kita mau dan bisa berhenti sejenak.
Semuanya terserah pada kita: mau mendengar bisikan-Nya atau menunggu lemparan
batu yang lebih besar lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar