Senin, 17 Desember 2012

Sejenak menengok perjalanan


Hidup dikota Malang 4 tahun lebih sudah berlalu. Beban kuliah akademikku sebenarnya sudah habis (bahkan sudah 150 sks, dan sekarang tinggal nunggu wisuda).bisa dibilang semester terakhir aku cuman bayar doang dan gak ngapa2in terkait aktivitas akademik kampus. Jadi, saat ini waktuku banyak dihabiskan untuk beraktivitas di dunia organisasi dan juga mencari sampiranpengganjal perut, pulsa dan bensin untuk bertahan di kota Malang (kasian ortu jika harus nyuplai terus, Alhamdulillah sejak semester 5 udah jarang minta sangu.
Semester terakhir q habiskan mencari rezeki dan belajar indahnya kehidupan. jalan2, traveling bersama hunter wargame (ke bromo, coban rondo,pacet Mojokerto,dll), di kontrakan RJ, Balai RW klaseman, secretariat alif, koridor masjid Al Hikmah UM bersama KISS dan KFC, ruang jurnal di sudut bawah perpustakaan atau toko buku wilis, toga mas dan dian ilmu. Dan  tentu saja tidak ketinggalan delapan gelas cafĂ© yang telah bertransformasi menjadi kedai mie sehat, mengajariku betapa berharganya uang dan betapa terjalnya menjemput rezeki. Sesekali,  aku juga berolahraga dan atau travelling ke tempat-tempat baru di Pulau Jawa ini.

Di dalam dunia kemahasiswaaan, aku tidak hanya berdiam di kampus saja. Sesekali aku harus meninggalkan kampus untuk pergi ke Jakarta, Bandung, Surabaya, Jember,dan beberapa kota lainnya untuk membawa sebuah misi-misi tertentu yang unik dan tentu saja sangat menantang. Cerita menarik ketika ke Jakarta, 2 kali membawa sejarah sendiri2 yang luar biasa. Ketemu keluarga kunang-kunang seluruh Indonesia di Cibubur dan juga mendapat inspirasi di booth camp di Alam Sutera (sempat mampir juga di sarang Cobra, pusatnya ABRI di Jakarta.WOW…). Bandung menjadi saksi, ketika pertama kali naik pesawat. Pengalaman di gambleng mengelilingi stadion ITB yang begitu luas luar biasa, tenda di dinginnya lembang bersama UNYIL dan dora the explorer (julukan buat para nominator IYIL/Indonesian Young Islamic Leader di serangkaian acara IMSS FSLDKN). Surabaya-Asrama Haji Sukolilo menjadi saksi pertama kali aku keluar kampus, saat masih unyu2 mewakili UM di agenda BKM(BAdan Khusus Muslimah) KAMWIL Jatim. Jember menjadi saksi pertemuan ku dengan presiden MITI Mahasiswa……dan segudang cerita lain…Oh indahnya……
Lain lagi suasana di koridor masjid. Bagiku, koridor masjid merupakan tempat yang paling apik untuk membaca mushaf Al Qur’an, membaca buku, mencuri-curi suara ceramah didalam masjid, dan istirahat sejenak ketika peluh penat memuncak. Lorong masjid yang adem. Walau memang sesekali dilirik mahasiswa-mahasiswa baru yang memandang dengan Tanya. Pun juga dengan sudut ruang baca favoritku, ruang jurnal pojok perpustakaan pusat UM. Melihat, meraba, dan membaca buku genre kesukaanku (lingkungan, jurnal ilmiah, majalah national geography,  manajemen, pengembangan diri, dan politik) merupakan sebuah hal yang sangat mengasyikan, dan bahkan kadangkala aku sendiri tidak sadar bahwa satu hariku habis untuk membolak balik buku bergambar alam dan lingkungan. Ada kalanya ku menuju ke lantai tiga. Tempat yang asyik untuk diskusi karena dijamin sepi. Politik kampus, manuver gerakan mahasiswa, hasil seminar, dari diskusi yang buerat sampe yang ringan tidak ada beda. Diskusi dengan kawan-kawan yang RUARR BIASA
Dilain sisi, sebenarnya ada sebuah tantangan tersendiri ketika aku harus beraktivitas di dunia kemahasiswaan. Disana aku berkenalan dengan pertentangan dialektika, filosofis, ideologis, dan bahkan sampai menyentuh hal taktis yang jauh lebih rumit dari pengalaman yang pernah aku geluti sebelumnya. Semua hal tadi terkadang membuat kepala menjadi panas dan capek urat saraf. Diskusi dan perdepatan yang ujung2nya kadang menyulut emosi, gebrakan meja atau nada tinggi diatas kendali..pfuhhhhhhhh…..Untunglah, di kampus masih ada lingkungan bersahabat yang mampu membantu meredam emosi. pergi ke masjid, dingiinnya air wudhu merupakan solusi yang paling jitu untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan duniawi, termasuk dunia kemahasiswaan. Tidak ada yang lebih menyejukan selain koridor masjid. Suasananya selalu tenang dan dipenuhi oleh orang-orang yang raut wajahnya bercahaya. Semoga masjid tidak disalahgunakan untuk hal2 yang kurang bermanfaat. Karena masjid adalah rumah Allah dan masjid Al-Hikmah UM adalah milik UM bukan milik golongan so sudah selayaknya jika kita musti mengoptimalkan penggunaannya.
Hingga detik aku menuliskan tulisan ini, tiga puluh kawan seoffering q, Offering B Geografi telah menjadi sarjana pendidikan di bulan September-Oktober lalu. Ada rasa iri ketika  ikut merasakan kegirangan mereka, saat melihat mereka selesai melaksanakan seminar, saat menonton aksi presentasi sidang skripsi mereka, dan tentunya aku juga sangat iri melihat kesibukan mereka mempersiapkan kedatangan sanak saudara untuk mengikuti prosesi wisuda mereka yang telah berlangsung begitu hebohnya. Namun, kadang aku juga merasa bersyukur bahwa aku masih diberikan kesempatan untuk menempa di kampusku beberapa waktu lagi untuk mempersiapkan diriku lebih matang, disaat kawan-kawanku mulai kebingungan mencari pekerjaan, mempersiapkan dunia pasca kampusnya, dan tidak jarang juga sebagian dari mereka membanting setir menjadi seorang wirausahawan dan wirausahawati muda. Semoga kesuksesan selalu menyertaimu kawan.
Hingga detik ini pula, aku telah menyaksikan beberapa kawanku yang telah menginjakkan kaki ke pulau Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan berbagai pelosok penjuru negeri untuk menunaikan amanah mereka masing-masing. Ada yang memang mendapatkan beasiswa, ada yang memang mengikuti program mengajar daerah pinggiran serta ada pula yang sekedar jalan-jalan dan cuci mata. Untuk hal ini, sebenarnya aku lumayan iri, mereka bisa jalan2 kemana sedangkan aku masih disini. Tapi ya sudahlah sementara aku akan mengoptimalkan lahan penebar kebaikan dikampus ini. Jika sudah tiba waktunya aku akan terbang keliling Indonesia..he..he….
Dan yang membuatku paling iri adalah  kepada kawan-kawanku yang telah menjadi pengusaha, kuliah pasca dengan biaya sendiri, kepada mereka yang telah mendirikan dan membangun perusahaan miliknya sendiri sehingga ia bertekad hidup independen tanpa hidup menjadi bawahan (walau kadang paradigma ini tidak aku setujui…), dan kepada mereka yang telah memberikan kontribusi lebihnya untuk manusia disekitarnya, dengan menjadi kolumnis, penulis buku, menjadi pembicara di berbagai tempat, menjadi akademisi yang mengerjakan sebuah penelitian besar, menjadi inovator benda-benda baru yang berguna bagi kehidupan masyarakat, menjadi aktivis yang memperjuangkan idealismenya, dan kepada mereka yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya untuk hal yang tidak berguna. Ku berikan ucapan selamat yang luar biasa buat kalian. Kita ketemu di tangga kesuksesan….
Ternyata 4 tahun lebih sudah, tidak terasa sama sekali. Rasanya aku masih ingat waktu tak terlupakan itu, ketika aku menyematkan pertama kali jas almamater UM bersama ribuan mahasiswa baru lainnya, ketika menyuarakan ‘salam vulcano’ untuk pertama kalinya, ketika mengenal apa arti ‘suka’ pada seseorang, ketika mengenal kawan-kawan KMM, KAMMI, ORBIT, KSR, HMJ Vulcano, PENSTUIL, ORBIT, RCDC Penataran, keluarga besar MITI-Mahasiswa temen2 perindu surga di tarbiyah yang memiliki keunikan tersendiri yang melengkapi hidupku sebagai seorang mahasiswa. Kini, aku tinggal menunggu waktu kampusku usai. Pasti akan kugunakan sisa waktu ini untuk melakukan hal terbaik yang bisa kulakukan. Sembari demikian, aku juga tidak ingin ketinggalan untuk mempersiapkan waktu baruku di dunia pasca kampus yang baru dan penuh dengan hal-hal baru. di detik2 terakhir keberadaan di kampus ini aku ingin memberikan yang terbaik. Perbaikan kampus ku menuju UM madani…Bismillah…………

Tidak ada komentar: