Selasa, 28 Mei 2013

renungan rehat sejenak


Kita adalah orang manja dan pemarah saat ditimpah musibah. Bahkan, selalu menilai bahwa nestapa yang kita terima adalah penderitaan yang begituh berat dan tak pernah dirasakan oleh siapapun. Itulah sebabnya kenapa kita begitu mudah mengeluh, marah, bahkan mengumpat.
Teman, tentu sikap itu tidak tepat. Seharusnya, musibah tidak boleh membuat kita kehilangan hati kita. Tuhan harus selalu ada di hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun. Sebab, Tuhan itu tidah tidur. Ia tahu betul kegelisahan dan jeritan hati kita.
 
Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat karena seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu.”
            Teman, sama halnya kendaraan, hidup kita akan selalu berputar dan dipicu untuk berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan cepat sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk menyelaraskannya, untuk melintas sekitar? Tuhan akan selalu berbisik dalam jiwa dan berkata lewat kalbu kita.
            Kadang kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiap ujaran-Nya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, mamacu hidup dengan penuh nafsu hingga terlpa pada banyak hal yang melintas. Karena itu, Teman, harus ada yang “melemparkan batu” agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita: mau mendengar bisikan-Nya atau menunggu lemparan batu yang lebih besar lagi.


Tidak ada komentar: