Selasa, 28 Mei 2013

Selayang pandang Kecamatan Karangan Trenggalek

kecamatan Karangan
Kabupaten Trenggalek secara geografis berada pada 1110 24’-112011’ Bujur Timur dan 7053’-8034’ Lintang Selatan. Sedangkan batas-batas administrasi kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara    : Kabupaten Ponorogo dan Tulungagung
Sebelah Selatan : Samudra Hindia
Sebelah Barat    : Kabupaten Ponorogo dan Pacitan
Sebelah Timur    : Kabupaten Tulungagung
Luas wilayah Trenggalek 126.140 Ha terbagi atas 14 kecamatan dan 157 desa. Kecamatan Munjungan merupakan kecamatan yang luas wilayahnya paling besar 15.480 ha dan kecamatan Pogalan merupakan merupakan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil 4180 ha, kepadatan penduduk terbesar 1117 orang / km2.
Wilayah kabupaten Trenggalek dilewati jaringan jalan arteri primer jurusan Surabaya-Trenggalek. Hal ini menunjukkan bahwa aksesibilitas kabupaten Trenggalek terhadap kota-kota lain cukup besar karena jaraknya yang relative dekat dan ditunjang dengan adanya jaringan jalan arteri primer. Secara administrative , kecamatan Karangan memiliki batas sebagai berikut :
Utara : Kecamatan Tugu.
Timur : Kecamatan Trenggalek
Selatan : Kecamatan Gandusari
Barat  : Kecamatan Suruh
Kecamatan Karangan  yang memiliki luas wilayah 43.24 km2 terdiri atas 13 desa yakni desa Sukowetan, Jatiprahu, Sumberingin, Kedungsigit, Jati, Kayen,  Karangan, Kerjo, Salamrejo, Buluagung, Sumber dan Ngentrong. Untuk lebih jelasnya berikut peta kecamatan  Karangan.

A.    GEOLOGI
Secara umum wilayah Trenggalek tersusun oleh 9 satuan litologi (batuan) berumur kuarter. Sebagian besar litologi merupakan hasil aktivitas sedimentasi dan vulkanik dengan variasi dimensi mulai lempung sampai bom (bongkah). Satuan batuan terobosan mempunyai pelamparan cukup luas dijumpai dari Dongko sampai Panggul.
 Urutan satuan litologi dari yang paling muda sampai tertua yang ada di Trenggalek adalah sebagai berikut.
a.         Satuan Aluvium  (Qa) : Satuan ini dijumpai di bagian selatan Kabupaten Trenggalek, menempati daerah dataran. Pelamparan relative luas terdapat di kecamatan Panggul dan Munjungan. Berupa endapan sungai yang terdiri dari lanau pasiran yang tersebar secara dominan di permukaan, dan di bawahnya berupa pasir, lempung pasir dan lempung pasiran.
b.        Batuan Gunung Api Wilis (Qpwv) : Lava andesit basal, breksi gunung api dan tuf.
c.         Formasi Wonosari (Tmwl) : Litologi tersusun oleh batu gamping terumbu, batu gamping berkempingan, batu gamping pasiran kasar. Batu gamping tufan dan napal. Formasi ini tersingkap di desa basuki, kecamatan Panggul dan sekitarnya dan membentuk kenampaan kars.
d.        Formasi Nampol (Tmn) : Tersusun atas perulangan batu lempung, batu pasir dan tuf yang bersisipan konglomerat dan breksi. Umur dari satuan ini adalah myosin awal.
e.         Batuan Terobosan / Tomi (di.da.an) : Litologi untuk di; diorite, da; dasit, an;andesit. Satuan ini dijumpai di kecamatan besuki pada gunung Tanggul yang nampak menjulang tinggi yang berupa intrusi dasit.
f.          Formasi Wuni (Tmw) : Tersusun oleh breksi gunung api, tuf, batu pasir dan batu lanau yang umumnya tufan, bersisipan batu gamping dan berumur myosin.
g.         Formasi Campurdarat (Tmcl) : Disusun oleh batu gamping kristalin / hablur yang bersisipan dengan batu lempung berkarbon. Berumur akhir myosin awal sampai awal miosen tengah.
h.         Formasi Arjosari (Toma): Berupa breksi aneka bahan, batupasir, batu lanau, batu lempung dan konglomerat, runtuhan endapan turbidit yang kearah mendatar berangsur berubah menjadi batuan gunung api. Umur satuan ini adalah Oligosen Akhir- Miosin Awal.
i.           Formasi Mandalika (Tomm) :  breksi gunung api, lava dan tuf, sisipan batu pasir dan batu lanau.
Dilihat dari struktur geologi, wilayah Trenggalek merupakan kawasan yang terkena pengaruh tektonika cukup intensif disebabkan oleh gaya endogen dengan orientasi arah utama Utara-Selatan. Pengaruh gaya endogen tersebut menghasilkan struktur geologi berupa lipatan (sinklin & antiklin), rekahan batuan (sesar geser, sesar naik, sesar turun), serta retakan batuan (kekar-kelurusan). Pengaruh dari gaya endogen tersebut menyebabkan retakan-retakan pada batuan yang cukup intensif serta terus menerus. Kondisi tersebut berpengaruh pula pada bahan galian yang terbentuk di wilayah kabupaten Trenggalek. Berikut rincian geologi yang ada di Trenggalek.
1.    Lipatan
Lipatan batuan yang dapat dijumpai di wilayah Kabupaten Trenggalek berupa sinklin bersifat mayor dan mengenai beberapa formasi batuan.
a.       Sinklin Sukorejo : Dijumpai di bagian Timur-Tenggara dari kota kecamatan Gandusari, sumbu lipatan berarah Timurlaut- Barat daya mengenal satuan litologi batu gamping dari formasi campurdarat (Tmcl).
b.      Sinklin Kundung : Dijumpai di bagian Tenggara dari Gandusari, sumbu lipatan berarah Timur laut – barat daya mengenai satuan litologi batu gamping dari formasi Campurdarat (Tmcl). Lipatan ini berlanjut hingga wilayah kec Bandung Tulungagung.
2.    Rekahan / sesar / patahan
Sesar/ rekahan batuan berkembang intensif di wilayah kabupaten Trenggalek berupa sesar geser mendatar dan sesar naik/ turun. Berikut sesar yang ada di Trenggalek :
a.       Sesar Kambengan
b.      Sesar Ngajaran
c.       Sesar Puger
d.      Sesar tirisan
e.       Sesar Kukusan
f.       Sesar Pawongan
g.      Sesar Tumpaksigit
h.      Sesar Bendungan
Sesar tersebut diikuti oleh retakan pada batuan yang membentuk kekar dan bersifat intensif.
3.    Retakan / kekar
Rekahan batuan / kekar yang terbentuk dicerminkan oleh adanya kelurusan morfologi baik berupa gawir (tebing) sesar, kelurusan sungai maupun kelurusan dari perbukitan. Kekar- kekar tersebut dapat terbentuk sebagai akibat dari kompresi (tekanan) gaya awal pembentuk struktur maupun akibat gaya release (lepasan) akibat adanya patahan.
Berikut peta geologi kecamatan Karangan. Dari peta diatas dapat dilihat geologi kecamatan Karangan tesusun atas aluvium, batuan api miosen tengah, batuan api oligo-miosen dan sedimen oligo miosen. Kecamatan Karangan didiominasi oleh geologi alluvium. Sedangkan untuk garis sesar hanya melalui desa Jati sebelah barat daya.

B.       Geomorfologi
Kabupaten Trenggalek merupakan wilayah dengan beragam topografi berupa pegunungan dengan luas mencapai 2/3 bagian, dengan ketinggian antara 0 sampai 1225 meter di atas permukaan air laut. Daerah pegunungan membentang hampir di seluruh wilayah di bagian utara hingga selatan, barat hingga timur. Namun demikian terdapat juga tanah dataran kurang lebih 1/3 daerah kabupaten Trenggalek. Dataran banyak dijumpai di ibukota kecamatan atau pada pantai.
Daerah pantai dengan ketinggian antara 2 meter sampai 8 meter diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di bagian selatan meliputi kecamatan Panggul, Munjungan dan Watulimo. Daerah dataran dapat dijumpai di kecamatan Trenggalek, kecamatan Pogalan, kecamatan Tugu dan kecamatan Durenan.
Peta Geomorfologi kecamatan Karangan sebagai berikut :


Dari peta diatas dapat dilihat, morfologi kecamatan Karangan terdiri dari bukit/ perbukitan, darah dataran dan gunung / pegunungan. Kecamatan Karangan didominasi oleh dataran rendah. Sedangkan untuk bukit/perbukitan dan gunung/pegunungan berada di perbatasan kecamatan sebelah utara, selatan dan bagian barat kecamatan.
C.      Jenis tanah
Berdasarkan peta Jenis Tanah skala 1: 80.000 yang diterbitkan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Trenggalek dan analisa citra landsat, jenis tanah yang ada di Trenggalek adalah Andosol, Latosol, Regosol, Mediteran, Grumosol, Regosol, dan Alluvial.
a.         Alluvial :Merupakan tanah hasil endapan setelah adanya proses erosi, transportasi, dan sedimentasi. Penyebaran tanah alluvial dibagian dataran rendah, tanah ini biasanya berwarna abu-abu hingga kecoklatan. Sifat tanah alluvial sangat beragam tergantung sifat bahan asal yang diendapkan. Tanah alluvial banyak terdapat di bagian tengah dan bagian selatan dari kabupaten Trenggalek. Meliputi daerah Karangan, Gandusari, Durenan, Pogalan dan Trenggalek.
b.        Regosol : Tanah berasal dari bahan lepas, yang bukan bahan alluvium, dengan perkembangan profil lemah atau tanpa perkembangan profil. Rendahnya perkembangan profil dapat karena erosi ataupun bahan induk yang masih muda. Tanah regosol berwarna kelabu sampai kelabu kecoklatan dengan tekstur agak kasar sampai dengan geluh pasiran. Tanah ini berasal batuan vulkanik dan abu vulkanik. Tanah ini kemungkinan bercampur dengan Mediteran dan Latosol yang berada pada topografi yang lebih tinggi, kandungan bahan organik tanah ini relative rendah dengan permeabilitas sedang. Penyebaran tanah regosol ini menempati bagian timur Trenggalek, sebagian di kecamatan Watulimo, Gandusari dan Durenan.
c.         Grumosol : Tanah ini berwarna kelabu gelap sampai coklat kehitaman dengan tekstur lempung. Grumosol berasal dari bahan induk berkapur dan berlempung sehingga kedap air, drainase tanah buruk, dan permeabilitas lambat. Seperti grumusol pada umumnya, sifat tanah ini retak-retak pada musim kemarau dan sangat sulit diolah karena bertekstur lempung. Solum tanah relative dangkal, antara 30 sampai 60 cm. Tanah Grumusol banyak dijumpai di kecamatan Watulimo, Gandusari, Durenan.
d.        Mediteran : Tanah mediteran umumnya berwarna coklat sampai coklat tua, persebarannya meliputi lereng kaki perbukitan dan pegunungan. Tekstur tanahnya lempung berpasir dan struktur gempal. Tanah yang sangat lapuk, tekstur berat dan kadang – kadang lekat, bahan organik rendah, nisbah silica relative tinggi, agak masam sampai sedikit alkalis, kejenuhan basa sedang sampai tinggi, kadang-kadang mengandung konkresi kapur dan besi. Bahan induk batu kapur, batu pasir berkapur, atau bahan vulkanik, pada umumnya berada pada ketinggian antara 400 m, iklim tropika basah dengan bulan kering nyata, curah hujan antara 800 mm – 2500 mm. Tanah mediteran banyak dijumpai di Kecamatan Panggul, Munjungan, Pule, Tugu dan Suruh.  
e.         Litosol : Tanah ini berwarna merah kecokletan. Tanah dengan pelapukan lanjut, sangat tercuci batas-batas horizon baur, kandungan mineral primer dan unsur hara rendah, pH rendah 4,5 - 5,5 kandungan bahan organik rendah, konsistensi tanah remah, stabilitas agregat tinggi, terjadi akumulasi seskuioksida akibat pencucian silica. Tanah ini persebarannya di daerah iklim tropika basah dengan curah hujan antara 2500 mm – 7000 mm. Tanah litosol banyak dijumpai di kecamatan Bendungan, Tugu.
f.         Andosol : Tanah berwarna hitam atau coklat tua, remah, kandungan bahan organik tinggi, licin bila dipilin. Tanah dibawahnya berwarna coklat sampai coklat kuningan, tekstur sedang, porous, pemadasan lemah dan sedikit akumulasi liat sering ditemukan pada bahan vulkanik yang tidak padu. Tanah andosol banyak dijumpai di kecamatan Bendungan, Tugu, Trenggalek.
Peta jenis tanah di kecamatan Karangan sebagai berikut :

Dari peta diatas dapat diketahui jenis tanah yang ada di kecamatan Karangan adalah tanah litosol dan alluvial coklat kekelabuan. Karangan didominasi oleh tanah alluvial coklat kekelabuan. Untuk litosol tersebar di utara Ngentrong, tenggara Jatiprahu, tenggara Sukowetan, Kedungsigit, Kayen dan selatan Jati. Tanah alluvial coklat kekelabuan tersebar di Buluagung, Salamrejo, Karangan, Jati, Kerjo, sebagian Ngentrong dan Sumberingin.

D.      Penggunaan lahan
Penggunaan lahan di kecamatan Karangan dan Kecamatan Suruh mayoritas adalah sebagai lahan produksi pertanian (sawah dan tegalan), perumahan, kawasan hutan, daerah penambangan dan lainnya secara lebih spesifik penggunaan lahan di masing kecamatan dijelaskan dalam tabel di bawah.
Penggunaan lahan di kecamatan Karangan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan (Ha) di kecamatan Karangan


No.

Penggunaan

2007

2008

2009

2010

1

Tanah Sawah

1.400,00

1.401,00

1.401,00

1.401,00

- Irigasi Teknis
1.028,56
1.028,56
1.028,56
1.028,56

- Irigasi 1/2Teknis
118,90
118,90
118,90
118,90

- Irigasi Sederhana
125,52
126,52
126,52
126,52

- Irigasi Desa / Non PU
-
-
-
-

-Tadah Hujan
127,02
127,02
127,02
127,02

2
Lahan Kering
2.600,30
2.600,30
2.600,30
2.600,30

- Pekarangan
905,29
905,29
905,29
905,29

- Tegal/ Kebun
1.695,01
1.695,01
1.695,01
1.695,01

- Hutan Rakyat
- Hutan Negara
-
-
-
-
-
-
-
-

3
Lahan Lainnya
154,74
154,74
153,74
154,74

- Tambak
- Perkebunan
-
-
-
-
-
-
-
-

- Lainnya
154,74
154,74
153,74
154,74

Jumlah
4.155,04
4.156,04
4.155,04
4.156,0

Sumber : Mantri Tani Kec.Karangan

Dari tabel diatas diketahui bahwa penggunaan lahan di kecamatan Karangan mayoritas adalah tanah sawah irigasi teknis dan sawah tadah hujan. Luas lahan selama 4 tahun (antara tahun 2007-2010) tidak mengalami perubahan. Lahan lainnya dalam tabel ini dimaksudkan sebagai pemukiman, bangunan fasilitas umum, lapangan, lahan penambangan dan lainnya. Berikut peta penggunaan lahan kec. Karangan :



Tidak ada komentar: